Taqwaddin ; Kita perlukan Gubernur yang Luar Biasa dan Komunikasinya Bagus dengan semua Kalangan

INDONESIA24

- Redaksi

Kamis, 25 April 2024 - 00:32 WIB

40124 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh, 24/4/2024 | Ketua Majelis Pengurus Wilayah (MPW) Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Aceh, Dr Taqwaddin mengemukakan 5 kriteria versi ajaran Islam dan 4 kriteria versi Adat Budaya Aceh yang layak dipertimbangkan untuk dipilih sebagai Calon Gubernur Aceh. Siaran pers ini disampaikan ke kalangan media massa pada Rabu, 24 April 2024 dari Kantor MPW ICMI Aceh di Kompleks Baperis Banda Aceh.

Kriteria pertama sebagai calon Gubernur Aceh yang disampaikan oleh Ketua MPW ICMI Aceh adalah jujur. Ini harus menjadi kriteria utama. Jujur terhadap masyarakat. Memenuhi janji yang telah diucapkan atau disuratkan secara tertulis dalam berbagai kebijakan. Pemimpin jujur akan selalu melaksanakan apa saja yang diucapkan atau dijanjikan. Kejujuran hal yang penting sekali dalam menjalankan roda pemerintahan. Tanpa kejujuran pemimpin, pemerintahan akan berantakan dan rakyat akan makin jauh dari kesejahteraan.

Untuk mendapatkan Calon Gubernur yang jujur diperlukan penelusuran rekam jejak beliau selama ini dalam kapasitas sebagai apapun. Jangan memilih pemimpin seperti membeli ayam dalam karung tertutup. Tidak jelas ayam itu sehat atau ayam sawan, burek ataupun hitam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kriteria kedua adalah orang yang amanah atau orang yang dapat dipercaya. Jangan sekali-kali kita memilih pemimpin yang tidak dapat dipercaya, tidak amanah dan curang. Apalagi yang pernah terlibat dalam kasus pidana korupsi.

Hal ini penting kita pertimbangkan karena Gubernur Aceh akan menentukan arah perjalanan pembangunan daerah. Gubernur ini akan menguasai dan mengelola anggaran yang cukup besar untuk kemaslahatan rakyat. Maka, jika pemimpin tidak amanah akibatnya akan menimbulkan kemiskinan rakyat, kualitas pendidikan dan kesehatan yang rendah, UMKM tidak berkembang, dan banyak kemerosotan lainnya karena dana besar yang seharusnya diperuntukkan untuk kemaslahatan rakyat, tapi diselewengkan untuk kepentingan kroni-kroninya. Semua itu bisa terjadi karena tidak amanahnya para pejabat. Tetapi, jika Gubernur yang terpilih orang yang amanah dan dapat dipercaya, maka keserakahan penjabat di bawahnya dapat dicegah dan dihentikan.

Kriteria ketiga Gubernur yang ideal untuk Aceh adalah orang yang cerdas dan berkualitas (fathonah). Yang cerdas ini maksudnya tidak mesti professor doktor. Tetapi jangan pula, SMA nya pun tidak jelas. Minimal sarjana saja cukup.

Mengingat warga masyarakat dan penduduk Aceh yang plural, yang terdiri dari banyak suku, maka diperlukan Gubernur yang cerdas dan berwawasan luas. Kita perlu Gubernur yang tangguh dan berani yang dapat mengayomi bukan hanya suku Aceh, tetapi juga memahami dan mengayomi pula suku Gayo, Alas, Jamee, Taming, Kluet dan lain sebagainya.

Baca Juga :  Diduga Pihak Ketua KPK Intimidasi Wartawan, Ketua Umum IWO-I Protes Dan Meminta Kepada Dewan Pers Untuk Melakukan Upaya Hukum Atas Dugaan Tindakan Tersebut

Tidak itu saja, kita butuh Gubernur yang cerdas berkualitas serta harmoni dengan pemimpin dan elit-elit nasional dan berani memperjuangkan hak-hak pembangunan untuk kepentingan daerah Aceh. Hal ini penting dalam rangka menjemput APBN untuk mempercepat pembangunan Aceh yang tertinggal dari banyak provinsi lain di Indonesia.

Aceh harus berupaya keras keluar dari daerah termiskin, terstunting, pengangguran terbanyak, pertumbuhan ekonomi yang rendah, pertumbuhan investasi yang tidak signifikan, UMKM yang kurang tumbuh berkembang, dan lain-lain. Banyak hal yang harus dilakukan secara cepat, tetap, taktis, dan strategis oleh Gubernur Aceh. Karenanya, diperlukan seorang gubernur yang cerdas berkualitas dan luar biasa.

Kriteria keempat calon Gubernur Aceh adalah orang yang bisa menyampaikan ide gagasan dan buah pikirannya secara sederhana dan sistematis. Dalam versi Islam hal ini dikenal dengan tabligh. Kita merindukan sosok Ibrahim Hasan yang cerdas berkualitas dan dapat menyampaikan gagasannya secara sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami rakyat. Tidak itu saja, Almarhum Pak Ibrahim Hasan juga memiliki jaringan yang luas dengan elit nasional. Sehingga kemajuan pembangunan begitu terasa saat beliau memimpin Aceh.

Kreteria kelima yang diperlukan untuk menjadi Gubernur Aceh adalah sifat tawadhu, tidak sombong dan rendah hati. Tidak arogan dan tidak mentang-mentang. Budi bahasanya lembut dan perangainya menyejukkan. Kita perlukan Gubernur yang mendengarkan aspirasi rakyat. Kita butuh gubernur yang peduli dan memberi solusi cepat terhadap kesulitan rakyat. Kita merindukan gubernur yang gaul dan komunikasinya bagus dengan semua kalangan.

Selain lima kriteria ideal Calon Gubenur Aceh berdasarkan ajaran Islam, saya juga ingin menambahkan 4 (empat) kriteria pemimpin berdasarkan adat budaya Aceh, yaitu yang tuha, tuho, teupeu, dan teupat.

Tuha dimaksudkan adalah dewasa usia dan cara berpikirnya. Hal ini penting karena kematangan usia atau kedewasaan diperlukan untuk mampu melahirkan kebijakan publik yang arif bijaksana dan bermanfaat bagi khalayak ramai, bukan kebijakan yang hanya menguntungkan kroninya saja.

Selain tuha, dalam budaya Aceh diperlukan pula pemimpin yang tuho. Maksudnya yang tahu apa dan dimana akar permasalahan yang terjadi dalam masyarakatnya. Sehingga, jika Aceh dipimpim oleh orang luar maka dia hana di tuho saho, dia tidak tahu esensi problema yang sedang terjadi dalam masyarakat Aceh. Akibatnya terapi dan solusi yang kebijakan yang ditempuh menjadi tidak nyambung dan bahkan kontra produktif dalam menyelesaikan permasalahan.

Baca Juga :  Ingin Memajukan Aceh, Ketua Golkar Aceh TM Nurlif Daftar Calon Gubernur Melalui Gerindra

Hal lain yang diperlukan untuk menjadi pemimpin di Aceh adalah teupeu. Ini maksudnya pemimpin harus mengetahui segala hal yang terjadi dalam masyarakat dan pemerintahannya. Kan aneh misalnya, pupuk sudah langka, petani sudah kewalahan karena sedang musim tanam, tapi Gubernur tidak tahu masalah ini. Begitu juga, misalnya, gubernur tidak tahu bahwa harga-harga kebutuhan dapur sudah meroket. Harga bawang dan cabe sudah meninggi sehingga mamak-mamak kewalahan. Tetapi gubernur malah gubernur tidak tahu. Tidak boleh seperti ini. Makanya salah satu kriteria untuk menjadi pemimpin di Aceh harus teupeu dan peduli. Gubernur Aceh harus memiliki banyak mata untuk melihat dan banyak telinga untuk mendengarkan keluhan rakyat.

Kriteria lainnya adalah teupat. Ini sama artinya dengan jujur, amanah, dan dapat dipercaya. Orang yang teupat akan selalu berkata benar, tidak bohong dan tak akan ingkar janji. Kita akui tidak mudah mencari orang teupat saat ini. Namun demikian, kita harus berupaya keras menemukan dan memilihnya.

Apabila kesembilan kriteria di atas terpenuhi, baru ditambah dengan kriteria kesepuluh, yaitu kriteria politik praktis. Kriteria politik praktis ini meliputi antara lain adanya dukungan partai politik yang memenuhi syarat parlemen threshold atau syarat lainnya. Calon gubernur yang diusung memiliki popularitas yaitu dikenal luas oleh konstituen serta adanya potensi elektabilitas yang memadai, yaitu akan dipilih oleh warga masyarakat yang berhak memilih.

Perlu saya sampaikan bahwa tingginya popularitas tidak serta merta menujukkan tingginya elektabilitas. Pernah ada seorang rektor yang populer dari universitas terbesar di daerah kita, namun saat maju sebagai calon gubernur elektabilitasnya rendah sekali.

Untuk bisa mencapai elektabilitas yang tinggi tentu diperlukan mesin politik yang running well atau berjalan lancar yang disertai dengan dukungan personalia dan anggaran yang memadai. Harus diakui bahwa cost politik akhir-akhir ini memang sangat tinggi, sehingga diperlukan kolaborasi berbagai partai untuk menalanginya.

Demikian catatan saya untuk menjawab pertanyaan beberapa media tentang Calon Gebernur ideal versi ICMI Aceh yang layak diusung oleh berbagai partai politik. Mengakhiri catatan ini, perlu pula saya sampaikan bahwa “Sebagai organisasi besar yang menghimpun ratusan cendekiawan, saya yakin figur-figur yang memenuhi kriteria di atas ada di dalam tubuh ICMI. Silakan saja partai-partai politik melirik dan meminangnya”. Pungkas Taqwaddin, Ketua ICMI Aceh yang telah lama berkiprah dalam dunia keorganisasian. (DL)

Berita Terkait

Modus Janji Untung Besar, Peternak di Banda Aceh Tertipu Puluhan Juta oleh Pegawai Barbershop
Rakor Keluarga Ulee Balang Sepakat Restrukturisasi Pengurus Dan Rencana Kerja
Mualem-Dekfadh Resmi Dilantik, Mualem: Barcode BBM Harus Dihapuskan
YBHA: Kasus Yang Ditangani Semakin Beragam Dan Meningkat
Penyidik Polda Aceh Serahkan Oknum Pegawai BSI yang Salah Gunakan Dana Nasabah ke Jaksa
Foskadja Sukses Gelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446H.
Husni Yakin, Kemenangan Muzakir Manaf Dan Fathullah Disambut Antusias Masyarakat Aceh.
Dari Data Yang Masuk, Diketahui Muallem-Dek Fadh Berhasil Unggul Di 15 Kabupaten/Kota.

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 16:56 WIB

Sat Samapta Polres Batu Bara Berikan Pengamanan di Objek Wisata di Hari Besar Waisak 

Sabtu, 10 Mei 2025 - 22:35 WIB

Apel Gabungan Polres Batu Bara, Antisipasi Premanisme dan Gangguan Kamtibmas

Jumat, 9 Mei 2025 - 15:18 WIB

Satgas Preventif OPS Pekat Toba 2025, Antisipasi Gangguan 3C, Pemeliharaan Kamtibmas

Jumat, 9 Mei 2025 - 14:04 WIB

Hindari Berita Hoax, Polsek Labuhan Ruku Cooling System di Balai Desa Mekar Laras

Selasa, 6 Mei 2025 - 20:31 WIB

Bhabinkamtibmas Polsek Indrapura Ajak Warga Cek Lahan Ketapang di Tanami Jagung

Selasa, 6 Mei 2025 - 13:23 WIB

Patroli Malam Hari, Personil Polsek Indrapura sampaikan Kamtibmas Kepada Masyarakat 

Selasa, 6 Mei 2025 - 09:46 WIB

Polsek Lima Puluh, Menghimbau Kepada Anak Muda, Hindari Balapan Liar

Minggu, 4 Mei 2025 - 21:27 WIB

Polsek Labuhan Ruku, Berikan Kenyamanan Kepada Umat Kristiani Sadang Beribadah

Berita Terbaru