Agus Santoso Mengangkat Martabat Dunia Penerbangan Indonesia

INDONESIA24

- Redaksi

Kamis, 15 Agustus 2024 - 10:09 WIB

40113 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dr. Ir. Agus Santoso, MSc., lahir di Solo pada 4 Agustus 1958, adalah sosok penting dalam kemajuan penerbangan Indonesia. Setelah studi di ITB dan Prancis, Agus berperan dalam pengembangan pesawat N 212 dan CN 235. Sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara, ia meningkatkan nilai keselamatan ICAO Indonesia dan mencabut sanksi Uni Eropa. Setelah pensiun, Agus aktif sebagai komisaris di BUMN dan Dewan Komisaris InJourney Aviation Services, serta menulis tentang keselamatan penerbangan. Hobi memasaknya menambah warna dalam kehidupannya. Prestasinya terus menginspirasi industri penerbangan nasional.

Dr. Ir. Agus Santoso, MSc., 
lahir di Solo pada 4 Agustus 1958, adalah salah satu sosok penting dalam
sejarah ban penerbangan Indonesia. Dengan dedikasinya, ia telah berkontribusi
besar dalam mengangkat reputasi dunia penerbangan nasional di mata
internasional.

Memulai kariernya setelah lulus dari Institut Teknologi Bandung
(ITB), Agus langsung terjun ke dunia penerbangan bersamaan dengan berkembangnya
industri teknologi tinggi di Indonesia serta kerja sama erat antara ITB dan PT
Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dalam memajukan kedirgantaraan
Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ketertarikan Agus terhadap dunia penerbangan tidak lepas dari
pengaruh mantan Presiden RI, Profesor B.J. Habibie, yang memelopori program
berteknologi tinggi di Indonesia. Hal ini mendorong Agus untuk mendalami bidang
aircraft structure, di mana ia berperan sebagai analis struktur dan
insinyur pengujian struktur pesawat. Kontribusinya pada pengembangan pesawat N
212 dan CN 235 menjadi salah satu tonggak penting dalam karier awalnya.

Agus kemudian mendapatkan kesempatan emas untuk melanjutkan studi
magister di Ecole Nationale de l’Aviation Civile (ENAC) dan ENSICA di
Prancis, sebuah langkah yang membuka cakrawala baru baginya dalam dunia
penerbangan. Selama masa studi di Eropa, ia tidak hanya memperdalam ilmunya
tetapi juga menjalin koneksi dengan para ahli teknologi tinggi.

Image

Jerih payahnya
menimba ilmu di negeri orang makin tersemangati ketika kemudian ia dibantu
rekan kuliahnya di Ecole yang sama yang berlatar belakang ilmu komputer lulusan
teknik Informatika ITB, sinergi profesional ini menghasilkan kebijakan
strategis dalam konsep keselamatan penerbangan Indonesia. Rekan seprofesi
inilah yang kelak menjadi pendamping hidupnya.

Setelah menyelesaikan studinya di Prancis, Agus kembali ke Indonesia
dengan semangat baru dan wawasan yang lebih luas. Ia diberi kepercayaan oleh
Prof. Habibie untuk berperan sebagai regulator penerbangan, bukan sebagai
produsen lagi. Kariernya sebagai regulator dimulai dari posisi Inspektur
Kelaikudaraan Pesawat, yang kemudian berkembang menjadi Kepala Seksi, Kepala
Bagian Perencanaan, Direktur Bandar Udara, Kepala Badan Kebijakan Transportasi,
hingga mencapai puncak jabatan regulator yaitu sebagai Direktur Jenderal
Perhubungan Udara di Kementerian Perhubungan, maka dari itu ia disebut sebagai
pejabat karir.

Baca Juga :  Hasnul Suhaimi, Sosok CEO Dibalik Meroketnya Omzet 18T

Sebagai Dirjen Perhubungan Udara, Agus dihadapkan pada tantangan
besar untuk meningkatkan keselamatan dan reputasi penerbangan Indonesia. Dengan
ketelatenan dan dedikasinya, ia melakukan inspeksi lapangan secara langsung,
yang membantunya menemukan solusi tepat untuk meningkatkan keselamatan
penerbangan. Hasilnya adalah peningkatan signifikan dalam nilai ICAO safety
compliance
Indonesia dari di bawah 50 menjadi di atas 80, sebuah pencapaian
yang luar biasa.

Prestasi ini tidak hanya mengangkat reputasi Indonesia di mata
internasional tetapi juga membuahkan hasil konkret berupa pencabutan sanksi
dari Uni Eropa, yang selama 11 tahun melarang maskapai Indonesia terbang di
wilayahnya. Agus menerima apresiasi dari Uni Eropa saat itu dengan sebutan
Paramount Achievement on Aviation Safety” dan dari Presiden
ICAO yang berkantor di Canada atas prestasinya dalam menciptakan “Resolving
Aviation Safety
“ dan  “Zero
Passenger Fatal Accident”
selama masa jabatannya tidak ada penumpang
meninggal karena kecelakaan. Keberhasilan ini diakui oleh Presiden Joko Widodo,
yang menyebut pencabutan sanksi Uni Eropa sebagai “Kado Terindah Lebaran
untuk Indonesia di tahun 2018” dalam unggahannya di Instagram
Kepresidenan.

Image

Setelah pensiun dari posisi Dirjen pada usia 60 tahun, Agus tidak
berhenti berkontribusi bagi dunia penerbangan. Ia masih aktif sebagai Komisaris
Utama di beberapa BUMN, termasuk PT Garuda Indonesia, Airnav Indonesia, Angkasa
Pura II, dan Angkasa Pura I Airport.

Perannya kini di tahun 2024 sebagai Dewan Komisaris di InJourney
Aviation Services, sebuah lembaga baru yang bertindak sebagai holding aviation
services untuk kegiatan penerbangan di Indonesia, menegaskan komitmennya dalam
memajukan industri penerbangan tanah air. Dalam karirnya di BUMN berkali ia
bekerja dalam Komite Audit karena baginya ingin menerapkan Efisiensi dan
efectiveness di BUMN melalui jargon kombinasi “Cost Leader in Compliance to Regulation
menjadikan investasi optimum terarah bagi BUMN.

Baca Juga :  Maxy Academy Meluncurkan MBKM Mandiri : Digital Career Bootcamp Selama 5 Bulan

Selain itu, Agus juga aktif menulis dan berbagi pemikirannya
mengenai dunia penerbangan. Salah satu tulisannya yang menarik di penghujung
pemerintahan Jokowi tahun 2024 dengan isu penutupan 17 Bandara Internasional di
Indonesia adalah artikel opininya di majalah GATRA berjudul “Membaca Arah
Presiden tentang Pembatasan Jumlah Bandara Internasional di Indonesia,”
yang diterbitkan pada 11 Agustus 2021 membuat orang faham terhadap kebijakan
pemerintah yang kadang terlihat kontroversial padahal tujuannya benar. Melalui
tulisan-tulisannya, Agus berusaha untuk terus menyumbangkan wawasan dan
pemikirannya mendorong kemajuan industri penerbangan nasional.

Di samping itu, Agus juga menaruh perhatian pada keselamatan
penerbangan, mengutip dari majalah GATRA yang terbit 22 Agustus 2018 berjudul
“Keselamatan Penerbangan Kawal Konektivitas”. Agus mengungkapkan
bagaimana menerapkan strategi tepat dalam menghadapi EU yang dimulai dari
memperbaiki pekerjaan rumah dengan Amerika dari sisi 3 Annexes dan Indonesia
akan naik ke FAA 1st Category. Lalu, juga dengan cara merombak secara
pesat dari berbagai lini seperti peraturan perundang-undangan (legislasi dan
regulasi) diperbaiki menyesuaikan standar internasional. Hal ini tentu saja
akan mengacu pada keselamatan penumpang yang utama dengan begitu maka akan
memberikan dampak berganda bagi pertumbuhan di sektor ekonomi, industri
pariwisata, perdagangan dan investasi.

Di balik kesibukannya yang padat, Agus memiliki kegemaran membantu
istri memasak, sebuah hobi sampingan sang istri sejak masa studinya di Eropa.
Ia menikmati bereksperimen dengan berbagai resep masakan, mulai dari kuliner
Italia dan Prancis hingga makanan khas Indonesia seperti bakso Wonogiri. Hobi
ini tidak hanya memberinya kesenangan pribadi tetapi juga menjadi cara baginya
untuk mengungkapkan kreativitas di luar dunia penerbangan namun tetap terhubung
karena ide awalnya ingin melengkapi menu inflight selama penerbangan
maupun lounge di terminal airport dengan menu ketimuran yang digemari yakni
bakso.

Dengan segudang prestasi dan dedikasi, Agus Santoso telah mengukir
namanya dalam sejarah dunia penerbangan Indonesia, membawa industri ini menuju
era baru yang lebih berkeselamatan, aman, nyaman, maju, dan terpercaya.
Warisannya sebagai seorang pemimpin visioner dan pelopor keselamatan
penerbangan akan terus dikenang dan menjadi inspirasi bagi generasi penerus.

Berita Terkait

MAXY Academy Siap Luncurkan Kelas-Kelas Baru yang Siap Tingkatkan Skill Digital dan AI
VRITIMES Jalin Kerja Sama dengan InilahMojokerto.com untuk Tingkatkan Distribusi Press Release
Labuan Bajo SocioRun: Bangun Antusiasme dan Persiapan Menuju IFG Labuan Bajo Marathon 2024
Jelang Listing Token HMSTR, Begini Cara Hitung Untung dari PPH
Catat Baik-baik, Ini Cara Withdraw Token HMSTR ke Wallet Telegram
Pavilion Indonesia di World Expo 2025 Osaka Jadi Gerbang Bagi Pelaku Bisnis ke Pasar Dunia
BINUS @Malang Siap Hadapi Kebutuhan Gen Z dengan Membuka Program Digital Psychology
VRITIMES Menjalin Kemitraan Media dengan PortalIndonesiaNews.net

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:41 WIB

Kapolsek Indrapura Koordinasi Ketua SPPG, Tentang Peralatan Dapur dan Dapur Umum

Rabu, 14 Mei 2025 - 10:59 WIB

Ketahanan Pangan Polri, Polsek Lima Puluh Bersama Warga Cek Lahan Tanaman Jagung

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:46 WIB

Kapolsek Labuhan Ruku Berikan Himbauan Kepada 2 Tukang Parkir, Untuk Tidak Mengutip Parkir Liar 

Selasa, 13 Mei 2025 - 12:20 WIB

Antisipasi Premanisme dan Kejahatan Jalan, Personil Polsek Lima Puluh, Patroli Gangguan Kamtibmas di Malam Hari

Senin, 12 Mei 2025 - 16:56 WIB

Sat Samapta Polres Batu Bara Berikan Pengamanan di Objek Wisata di Hari Besar Waisak 

Senin, 12 Mei 2025 - 10:58 WIB

Kapolsek Labuhan Ruku Bersama Opsnal Terjun Langsung Amankan Tersangka Pembunuhan 

Sabtu, 10 Mei 2025 - 22:35 WIB

Apel Gabungan Polres Batu Bara, Antisipasi Premanisme dan Gangguan Kamtibmas

Jumat, 9 Mei 2025 - 15:18 WIB

Satgas Preventif OPS Pekat Toba 2025, Antisipasi Gangguan 3C, Pemeliharaan Kamtibmas

Berita Terbaru

HUKUM & KRIMINAL

Nurdiansyah Alias Wak Anda Ditangkap karena Ancam Kades Pakai Parang

Rabu, 14 Mei 2025 - 16:43 WIB

PAKPAK BHARAT

Tanoto Foundation Kunjungi Pakpak Bharat

Rabu, 14 Mei 2025 - 15:44 WIB