Dairi – Indonesia24.com
Managemen Sekolah Menengah Atas Negeri, Silalahi Sabungan, Kabupaten Dairi sejak dipimpin Kepala Sekolah.P Sihaloho dinilai semakin buruk baik dari segi kwalitas maupun kwantitas.
Masalah uang SPP yang dikutip dari siswa dinilai mahal untuk ukuran masyarakat Kecamatan Silahi Sabungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari informasi dari beberapa murid kelas 10 yang berhasil dihimpun menyebutkan, jika uang SPP sekitar Rp 1200.000 pertahun, atau Rp.100.000 perbulannya.
Besarnya uang SPP murid diduga sarat muatan korupsi karena diketahui Pemerintah telah menyalurkan anggaran dana BOS.
Selain itu, anggaran pemeliharaan sekolah dari dana BOS juga patut dipertanyakan penggunaannya. Dari amatan media baru baru ini. Pamflet terbuat dari plastik dibiarkan mulai kusam dan hampir lepas dari penempelannya dihalaman sekolah
Parahnya untuk mendapatkan informasi terkait prestasi murd diterima jalur SNBP tahun 2025 juga susah diperoleh Wartawan dan kesannya bagai tertutup.
Ketika hal ini dikonfirmasi kepada Kepala Sekolah P.Sihaloho melalui saluran nomor WA nya nada dering namun tidak mau diangkat
Dicoba konfirmasi melalui SMS – chatingan sang Kepala Sekolah tetap bungkam seribu bahasa.
Wakil Kepala Sekolah Arogan
Mundurnya prestasi sekolah diperparah ada seorang tenaga pendidik mengaku Wakil Kepala Sekolah merangkap Humas. Inisial RT mempertontonkan arogansi dan sok jago kepada Wartawan yang hendak melakukan konfirmasi, dia marah marah.
Kronologisnya, Selasa (22/4) ketika Wartawan menanyakan keberadaan kepala sekolah, disebutkan salah seorang guru di meja piket. Kepala sekolah sedang menghadiri rapat di kantor Camat Silahi Sabungan dengan nada sedikit bohong
Dan hal itu diketahui ketika Wartawan menghubungi melalui saluran HP. Camat Silahi Sabungan membenarkan jika dikantornya memang ada kegiatan rapat membahas tentang MTQ Kabupaten Dairi
” namun Kepala Sekolah SMAN Silahi Sabungan P.Sihaloho tidak ada hadir” ucap Camat Silahi Sabungan. Iwan Simarmata.
Sejurus kenudian, Wartawan menanyakan apakah ada wakil Kepala Sekolah ataupun Humas untuk bisa memberikan informasi yang dibutuhkan.
Oknum, sang Wakil Kepala Sekolah tanpa diduga sama sekali datang dari ruangan guru menuju meja piket dan menghardik Wartawan
“ Saya Wakil Kepala Sekolah dan Humas. Saya sibuk tidak punya waktu. Kalau mau bertanya, langsung sama Kepala Sekolah dan dia tidak datang dan silahkan pulang, besok jumpai lagi kepala sekolah” ujarnya emosi tanpa sebab.
Media Sempat adu argumen dengan oknum bang jago sekolah ini “ biasanya jika tidak ada kepala sekolah kan ada wakil atau Humas untuk konfirmasi” jawab Wartawan.
Wakil Kepala Sekolah ini tetap pada pendiriamnya jika dia sibuk dan menyuruh Wartawan pulang dengan nada emosi.
Hal ini hendaknya menjadi perhatian serius buat Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara untuk bisa memberikan bimbingan kepada Kepala sekolah, maupun buat guru yang arogan.
Bagaimana mungkin bisa mendidik tata krama kepada muridnya jika gurunya juga mempertontonkan bagai orang pasaran dan bagai tidak berpendidikan (Ginting)