Catatan : Roy Fachraby Ginting
Akademisi Universitas Sumatera Utara
MEDAN SUMUT,Indonesia24.co|Dalam menyambut Peluncuran Buku Barata Brahmana yang di susun oleh penulis handal Robert Billy Peranginangin dan beliau meminta saya untuk memberikan beberapa testimoni tentang seorang Barata Brahmana yang merupakan seorang tokoh yang sangat peduli dengan kemajuan dan peradaban Bangsanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kehadiran sosok Barata Brahmana merupakan berkah bagi masyarakat Karo. Dalam usia 86 tahun, Bara di mata Pak Barata Sembiring Brahmana tidak pernah padam ketika berbicara dan berdiskusi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kemajuan dan peradaban Bangsanya.
Dalam bidang kesejahteraan rakyat, Barata Brahmana selalu mengingatkan akademisi yang harus selalu menyerukan serta menggaungkan serta mensosialisasikan kembali nilai nilai dan semangat serta konsep ekonomi kerakyatan dan pemimpin bangsa ini kembali melakukan perbaikan kesejahteraan rakyat sesuai Pasal 33 Ayat 1, 2 dan 3 UUD 1945.
Barata Brahmana juga tidak lupa dan selalu mengingatkan bahwa tujuan reformasi adalah untuk membawa sebuah misi perubahan Indonesia dari orde baru yang sangat otoriter dan korupsi yang merajalela menjadi Indonesia sebagai bangsa yang berdemokrasi yang tujuannya membawa kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Barata Brahmana tentunya sangat miris melihat kondisi bangsanya saat ini yang belakangan situasi politik justru semakin jauh melenceng dari cita-cita reformasi tersebut ditandai dengan semakin menguatnya praktik kolusi, korupsi dan nepotisme.
Barata Brahmana merasa prihatin bahwa tokoh tokoh yang dulu berteriak sebagai reformis sehati dan ketika sebagian ikut berkuasa saat seolah mereka lupa dengan cita-cita reformasi dan justru ikut hanyut dalam berbagai persoalan bangsa seperti suburnya praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.
Menurut Barata, cita-cita reformasi yang membawa Indonesia terhindar dari kolusi, korupsi dan nepotisme merupakan hal yang paling ideal untuk membawa bangsa ini menjadi bangsa yang sangat maju.
Barata Brahmana melihat dan merasakan bahwa belakangan ini praktik korupsi menjadi hal yang justru tidak memunculkan rasa tabu lagi bagi masyarakat.
Korupsi dan kolusi serta nepotisme semakin menggurita dan sudah berlangsung secara massif dan mahasiswa dan generasi muda bangsa tentunya tidak boleh membiarkan hal ini terus terjadi atau mendorong sebuah gerakan untuk menghentikan semua bentuk-bentuk nepotisme dan KKN yang kembali dilakukan oleh para penguasa.
Oleh karena itu, Barata Brahmana sangat mengharapkan perbaikan menyeluruh bangsa yang di mulai dengan niat dan kecintaan serta mental dan karakter pemimpin yang di mulai dengan rasa keterpanggilan sebagai seorang figur pemimpin yang nasionalis serta memiliki jiwa kerakyatan dan memiliki rasa malu dan tentunya ingin membuat sejarah kepemimpinan yang baik.
Barata Brahmana juga selalu mengingatkan bahwa pembangunan bangsa tentunya juga harus di mulai dari daerah atau kuta kemulihen dengan pembenahan dan perbaikan di kuta kemulihen Taneh Karo Simalem yang tentunya hal ini juga menjadi harapan yang diinginkan oleh seluruh lapisan masyarakat Karo.
Gerakan perubahan di Kabupaten Karo bukan hanya gerakan masyarakat yang saat ini tinggal di “Bumi Turang”, namun harapan ini juga terus disuarakan oleh para tokoh dan cendikiawan Karo yang ada di perantauan dan pembenahan di Karo harus dimulai dari pusat pengelolaan pemerintahan.
Barata Brahmana mengingatkan bahwa membenahi Kabupaten Karo harus dimulai dari Kantor Bupati Karo. Banyak persoalan di Kabupaten Karo yang muncul akibat kegagalan pemimpin dalam bekerja untuk kesejahteraan rakyat.
Persoalan korupsi, kolusi dan nepotisme serta pembiaran yang tentunya menjadi pemicu kemiskinan di Kuta Kemulihen, kata Barata Brahmana yang merupakan sosok yang menjadi salah satu pendiri dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Karo Foundation ini.
Barata Brahmana merasa prihatin dengan berbagai persoalan korupsi, kolusi dan nepotisme dan pembiaran serta berbagai hal yang berkaitan dengan ketidakbecusan dan ketidakpedulian untuk membantu dan menolong rakyat miskin.
Semua sektor harus di lakukan perbaikan dan pembenahan yang menyeluruh dan jangan sampai amburadul, khususnya mutu gedung sekolah dan mutu pendidikan, katanya.
Persoalan di Karo yang juga sangat memprihatinkan kata Barata Brahmana juga meliputi bidang pertanian yang hingga saat ini masih menjadi nadi utama perekonomian masyarakat.
Hingga saat ini, pemerintah masih abai terhadap berbagai persoalan yang dialami para petani.
Berbagai persoalan tentang pupuk palsu dan bibit palsu serta persoalan pemasaran masih merajalela. Cobalah diperiksa, kehidupan mana yang beres dalam menyikapi pembangunan pertanian di kampung kita di Taneh Karo, ungkapnya prihatin.
Barata Brahmana sangat berharap, bahwa kepemimpinan baru di Kabupaten Karo akan dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ini dengan melakukan berbagai perbaikan dan pembenahan yang menyeluruh.
Dalam persoalan peradaban dan kebudayaan Barata Brahmana juga tidak melupakan peran generasi muda untuk terus peduli kepada generasi muda.
Barata Brahmana terus mengingatkan bahwa saat ini banyak generasi muda di Kota Medan tidak mengenal siapa pendiri kotanya. Figur Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi harus terus diangkat. Sehingga nama Guru Pa Timpus Sembiring Pelawi dapat lebih dikenal lebih luas sebagai Pendiri Kuta Madaan oleh masyarakat kota Medan, terutama kalangan generasi muda.
Barata Brahmana juga tidak lupa untuk terus mendukung kegiatan pelestarian aksara Karo dan penerbitan kembali buku buku yang berkaitan dengan sejarah dan kebudayaan Karo dengan melaksanakan seminar dan peluncuran buku dan itu di buktikan beliau dengan membiayai seluruh rangkaian kegiatan tersebut dengan donasi ratusan juta hingga miliaran rupiah beliau sumbangkan untuk kegiatan tersebut.
Semoga akan lahir Barata Brahmana yang lain untuk meneruskan Bara di mata Pak Barata Brahmana yang terus menyala nyala untuk kemajuan Bangsanya,Mejuah-Juah.”Tutup Roy Fachraby Ginting.
Reporter : ER1