Pakpak Bharat,Indonesia24.com – -Pakpak Bharat| Ketua TP PKK Kecamatan Sitellu Tali Urang (STTU) Julu , Ny Leodina Ucok Benget Berutu mengatakan, pelaksanaan sosialisasi IVA test penting dilakukan untuk menghapus paradigma rasa malu dan tabu bagi masyarakat.
Pasalnya, meski hal ini cukup urgen bagi kesehatan, tapi ketika membicarakan terkait organ reproduksi, membahas dan membicarakannya serasa sungkan. Apalagi sekelompok orang hidup di tengah-tengah masyarakat yang masih terikat kuat dengan norma adat dan nilai-nilai etika serta hukum pranata sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pernyataan itu disampaikan Leodina kemarin saat pelaksanaan sosialisasi IVA test di Puskesmas Singgabur di hadapan ibu, pasangan usia subur atau wanita usia subur se-wilayah lingkungan kecamatan tersebut.
Dijelaskan, kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan kasus urutan kedua penyebab kematian dari total persoalan kanker di Indonesia. Karenanya, sosialisasi perlu dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan, mulai dari TP PKK kabupaten hingga ke level desa.
“Jadi kami TP PKK berupaya memberikan pemahaman guna meningkatkan kesadaran masyarakat, seputar bahaya kanker ini, sekaligus sebagai upaya menghilangkan paradigma ‘ketabuan’ itu ,” ujarnya.
Tindakan yang telah mereka lakukan berupa kegiatan promotif, preventif, deteksi dini dan penanganan tindak lanjut.
Sebagai perbandingan, tambahnya, sebelum sosialisasi dilakukan, tidak banyak ibu-ibu yang mau menjalani IVA test. Begitu memahami dan mengetahui betapa pentingnya manfaat deteksi dini kanker leher rahim, kini mereka antusias untuk mengikuti pemeriksaan.
“Kami berharap, dengan pelaksanaan IVA test para ibu-ibu pasangan usia subur atau wanita usia subur (WUS) di Kecamatan STTU Julu benar-benar bebas dan bersih dari kanker serviks,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Singgabur, Deliana Lumbantobing SKep menjabarkan pentingnya pelaksanaan IVA test untuk mengetahui gejala dini kanker serviks pada kaum wanita usia subur.
Hasil diagnosa relatif bisa secara cepat diketahui, untuk kemudian segera dilakukan langkah penanganan medis yang tepat.
“Hasil deteksi lebih cepat diketahui. Penanganan dan pengobatan akan lebih mudah dilakukan,” jelas Deliana. //RS